Jumat, 27 November 2009

Mahasiswa Stikom Surabaya Ciptakan Angklung Otomatis

Mahasiswa Stikom Surabaya Ciptakan Angklung Otomatis

Seorang programer komputer mengoperasikan alat musik angklung yang telah diprogram dengan microcontroller, di Sekolah Tinggi Ilmu Komputer (STIKOM) Surabaya

Mahasiswa Jurusan Sistem Komputer (SK) di Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Teknik Komputer (STIKOM) Surabaya, Kadek Kertayasa, menciptakan Angklung Otomatis.

"Angklung merupakan alat musik tradisional yang terbuat dari bambu, sedang angklung otomatis merupakan karya tugas akhir Kadek yang mendapatkan nilai A," kata dosen pembimbing Kadek, yakni Ihyauddin S.Kom, di Surabaya, Jumat.

Di sela-sela Halal bihalal STIKOM Surabaya bersama pers, ia menjelaskan cara kerja Angklung Otomatis terkait ihtiar pemerintah mendaftarkan angklung sebagai alat musik tradisional warisan budaya Indonesia ke UNESCO pasca pengakuan dunia terhadap wayang, keris, dan batik.

Menurut Ihyauddin, Angklung Otomatis merupakan alat musik yang diberi memori pada bagian mikro kontroler untuk menyimpan lagu-lagu.

"Tapi, penyimpanan lagu-lagu itu tidak dapat langsung dipindahkan dari komputer ke memori itu, melainkan lagu yang hendak disimpan perlu diubah dari bentuk notasi ke program ehxa agar memori yang ada dapat membaca notasi lagu itu," katanya.

Untuk proses pembuatan karya tugas akhir "Angklung Otomatis" itu, katanya, mahasiswa yang dibimbingnya itu hanya mampu menyimpan 3-5 lagu.

"Kapasitas memori yang ada memang sebesar 32 KB (kilobyte), tapi hanya mampu menyimpan 3-5 lagu, karena perlu perubahan notasi ke dalam bentuk program Ehxa itu," katanya.

Namun, katanya, kapasitas penyimpanan lagu dapat ditingkatkan dengan menambahkan memori eksternal sebesar 64 KB, sehingga dapat menyimpan lebih dari lima lagu.

"Lagu yang disimpan dalam memori Angklung Otomatis atau bisa juga disebut Robot Angklung itu hanya ada tiga lagu yakni Gambang Suling, RA Kartini, dan Jula Juli," katanya.

Dosen mikrokontroler STIKOM Surabaya itu mengatakan Angklung Otomatis itu akan menyuarakan lagu-lagu yang tersimpan dalam memori dengan adanya "Motor DC" yang terhubung antara memori dengan setiap rangkaian bambu dalam alat musik itu.

"Motor DC itulah yang mengatur panjang-pendeknya suara. Selain itu, Angklung Otomatis itu juga dilengkapi dengan display untuk pemilihan lagu melalui keypad dan alat tombol," katanya.

Ditanya biaya yang diperlukan untuk pembuatan Angklung Otomatis atau Robot Angklung itu, ia mengatakan biayanya berkisar Rp1,5 juta hingga Rp2 juta.

"Biaya itu untuk membeli angklung asli Bandung yang harganya berkisar Rp800 ribu, komponen memori dan motor, dan sejumlah alat mekanik lainnya," katanya.

Dalam abstrak yang ditulisnya, Kadek yang saat ini masih pulang ke kampung halaman di Bali pasca wisuda itu menjelaskan bahwa Motor DC adalah salah satu alat untuk mengubah tenaga listrik menjadi energi mekanik.

"Dengan menggunakan motor DC dapat meringankan beban manusia dalam bekerja.

Idenya dengan menggabungkan alat musik angklung, motor DC, keypad, LCD, dan micro controller, sehingga menghasilkan irama musik angklung yang enak didengar layaknya music player yang ada di pasaran," katanya.

Ia menambahkan Angklung Otomatis itu dirancang karena alat musik modern saat ini sudah mengarah ke alat musik yang elektrik, sehingga mudah dimainkan seperti drum electric, gitar listrik, dan keyboard.

"Karena itu, alat musik tradisional seperti gamelan, kulintang, seruling, angklung juga perlu dilestarikan dengan membuatnya sebagai alat musik elektrik," katanya.

Toshiba Bangun Pabrik Baterai Baru

Toshiba Bangun Pabrik Baterai Baru
Baterai Toshiba (SCiB)/ilustrasi

Toshiba Corp Jepang pada Rabu menyatakan akan membangun pabrik baru untuk memproduksi baterai (aki) yang dapat diisi kembali dalam mengantisipasi permintaan kuat untuk kendaraan listrik.

Perusahaan itu mengatakan akan menginvestasikan 25 miliar yen (274 juta dolar AS) untuk membangun fasilitas baru di prefektur Niigata, sebelah utara Tokyo. Konstruksi diharapkan akan selesai pada Oktober 2010.

Kapasitas produksi awal pabrik 500.000 sel baterai per bulan diperkirakan meningkat karena kendaraan listrik menjadi lebih luas, katanya.

Ini akan menghasilkan Toshiba`s "Super Charge Ion Battery" atau SCiB, yang dapat diisi ulang sampai 90 persen dari kapasitas secepat lima menit dan menawarkan tingkat keselamatan yang tinggi, menurut perusahaan.

Jejak Dinosaurus Ditemukan di Selandia Baru

Jejak Dinosaurus Ditemukan di Selandia Baru

Beberapa ilmuwan yakin bahwa mereka telah menemukan jejak kaki dinosaurus yang berusia 70 juta tahun dan pertama kali ditemukan di Selandia Baru.

Jejak tersebut tersebar di enam tempat di sebelah barat-laut Nelson di South Island, dengan sebanyak 20 jejak pada satu tempat, demikian laporan Radio New Zealand, Sabtu.

Ahli sains sedimentologi GNS Greg Browne telah mempelajari jejak kaki itu selama bertahun-tahun dan percaya semua jejak tersebut dibuat oleh "sauropod" --dinosaurus pemangsa tanaman dengan leher panjang dan ekor, panjang tubuh 6 meter dan berat beberapa ton.

Ia mengatakan jejak kaki tersebut ditemukan di pasir pantai. Jejak kaki itu diduga segera tertutup lumpur.

"Hanya kebetulan saja bahwa semua jejak tersebut ditemukan di sana --hampir selalu jejak itu rusak. Di lingkungan yang ada angin, gelombang dan ombaknya sebenarnya sangat tak mungkin ada jejak kaki yang terpelihara di pantai," kata Browne sebagaimana dikutip Radio New Zealand.

Jejak kaki itu juga memberi tanda pertama bahwa dinosaurus pernah berkeliaran di daerah South Island.

Ahli paleontologi Selandia Baru Joan Wiffen menemukan bukti pertama bahwa dinosaurus pernah hidup di Zelandia Baru setelah menemukan tulang fosil di Hawke Bay di North Island.

Namun, tak ada tulang yang pernah ditemukan di South Island.

Pada 1975, wanita ilmuwan tersebut menemukan satu tulang fosil yang terbukti adalah bagian dari hewan bertulang belakang itu, yang pertama dikenal sebagai dinosaurus Bumi dari Selandia Baru --"theropod", hewan pemakan daging yang memiliki panjang 7 meter dan tinggi 2 meter dan berjalan dengan dua kaki.

Browne telah membuat cetakan silikon beberapa jejak kaki itu dan laporannya yang menggambarkan temuan tersebut direncanakan disiarkan di New Zealand Journal of Geology and Geophysics pekan ini

BlackBerry Bersahabat dengan Pembuat Game

BlackBerry Bersahabat dengan Pembuat Game

Research In Motion (RIM) pada Senin mengumumkan pihaknya sedang membuat perlengkapan BlackBerry yang lebih bersahabat dengan aplikasi permainan, mengingat smartphone yang berorientasi kepada bisnis itu mencoba menunjukkan sisi yang lebih suka bermain.

Seperti diberitakan AFP, produsen telepon seluler yang bermarkas di Kanada itu sedang meningkatkan piranti lunak BlackBerry untuk membuatnya lebih simpel bagi para pengembang di luar untuk menciptakan permainan 3D dan program bermain lainnya bagi perlengkapan itu.

"Kami sedang membuatnya lebih mudah dari sebelumnya bagi para pengembang, penghobi dan penyedia konten untuk membangun pengalaman yang kaya grafis untuk smartphone

"Fitur-fitur baru ini akan membantu menggerakkan banyak tema-tema yang terkait, permainan dan aplikasi untuk pengguna smartphone BlackBerry."

Langkah tersebut dikeluarkan karena RIM menghadapi persaingan dari iPhones milik Apple dan peringkat smartphone yang menggunakan piranti lunak Android yang didukung Google yang mengalami pertumbuhan.

IPhones telah menjadi platform bagi videogame bergerak dan piranti lunak Android membebaskan para pengembang pihak ketiga untuk membuat program untuk peralatan.
BlackBerry," kata wakil presiden senior platform RIM, Alan Brenner.

Kenapa Debu Selalu Ada di Rumah?

Kenapa Debu Selalu Ada di Rumah?

Tak peduli seberapa sering orang membersihkan, debu selalu balik lagi, dan membuat orang jadi bingung bagaimana caranya terbebas dari pengganggu itu.

Kini, para peneliti telah menciptakan model baru komputer untuk menjelaskannya!

Mereka mendatapi kebanyakan debu berasal dari luar rumah dan datang melalui udara, bukan menempel di sepatu manusia, setidaknya demikian lah yang terjadi di sekelompok rumah di Midwester Amerika Serikat.

Bukan hanya menjawab keingintahuan warga, model komputer tersebut dapat membantu masyarakat memperkirakan cara terbaik untuk membersihkan tempat sampah yang tercemar, yang mengeluarkan partikel yang dapat berakhir pada debu, demikian laporan penulis LiveScience Rachael Rettner di laman livescience.com, Sabtu.

Debu di dalam rumah adalah campuran benda yang menjijikkan, termasuk sel kulit mati, minyak, partikel udara kecil dan bahkan bahan beracun, seperti timah dan arsenik, yang mungkin berasal dari tempat sampah yang tercemar.

Guna memperkirakan bagaimana penyebab pencemaran semacam itu menumpang partikel debu ke dalam rumah, para peneliti di University of Arizona mengubah kehidupan setiap hari penimbunan debu menjadi serangkai persamaan matematika untuk membuat satu model komputer.

Meskipun para peneliti lain mempelajari dasar debu, banyak studi semacam itu semata-mata dipusatkan pada partikel kecil udara yang dapat menyusup jauh ke dalam paru-paru manusia. Tim Arizona itu juga meneliti partikel yang lebih besar, yang masih dapat memperoleh udara, tapi lebih mungkin untuk menempel ke tangan dan dapat ditelan oleh anak-anak.

Model tersebut meliputi banyak faktor yang memantau berapa banyak debu berada di rumah orang. Misalnya, jumlah tanah yang menempel di dalam tergantung atas berapa jumlah orang tinggal di satu rumah, dan berapa kali mereka berada di luar rumah.

Selain itu, berjalan di dalam rumah dapat menyingkirkan debu dari lantai dan karpet dan menyebarkannya ke daerah baru di dalam rumah. Dan kegiatan membersihkan, seperti dengan menggunakan vakum pembersih dan penyedot debu, dapat menghilangkannya.

Berikutnya, mereka menguji dan mengabsahkan data yang digunakan model mereka dan dikumpulkan oleh U.S. Environmental Protection Agency dari rumah-rumah di Medwest.

Model tersebut mungkin bermanfaat buat masyarakat yang menangani pembersihan tempat sampah yang menyimpan bahaya.

"Sangat sulit untuk memperkirakan seberapa sering anda perlu membersihkan tanah untuk melindungi orang di dalam rumah anda," kata peneliti studi tersebut, Paloma Beamer, dan asisten profesor di College of Public Health, University of Arizona.

"Jadi model ini akan membantu mengidentifikasi apa tingkat yang cocok untuk membersih tanah," katanya.

Selain itu, jika model tersebut mendapati, sebagaimana yang terjadi buat warga di Midwest, bahwa sebagian besar bahan pencemar datang melalui udara, itu akan menunjukkan bahwa awak kebersihan mungkin lebih baik memikirkan cara mencegah tanah menjadi udara, dan bukan berusaha membersihkan tanah dari tempat tersebut --yang tampaknya akan memicu kedatangan lebih banyak debu, kata Beamer

Perang "Cyber" Itu Ternyata Ada

Perang Cyber Itu Ternyata Ada

Perusahaan keamanan jaringan internet, McAfee, Rabu, mengingatkan bahwa China, Prancis, Israel, Rusia dan Amerika Serikat adalah sejumlah negara yang sedang mengembangkan senjata cyber.

"McAfee mulai memperingatkan adanya perlombaan senjata cyber lebih dari dua tahun lalu, tapi kini kita sedang menyaksikan fakta bahwa ancaman itu nyata," kata Dave DeWalt, presiden dan kepala eksekutif McAfee Inc.

"Sejumlah negara di dunia terlibat aktif dalam persiapan dan serangan semodel perang cyber. Sekarang, senjata (pemusnah massal) itu nuklir, tetapi dunia maya, dan semua orang mesti membiasakan diri dengan ancaman ini," katanya.

McAfee yang berbasis di Santa Clara, California ini, dalam laporan tahun kelimanya bertajuk "Virtual Criminology Report," menyebutkan bahwa China, Prancis, Israel, Rusia and AS telah mengembangkan "kemampuan cyber ofensif nan canggih."

McAfee mengatakan bahwa kecenderungan serangan cyber dengan sasaran politik terus meningkat, meskipun para pakar tidak bersepakat mengenai adanya perang cyber.

Diantara banyak kasus yang tersebutkan dalam laporan itu adalah kampanye perang cyber pada Agustus 2008 antara Georgia melawan kaum nasionalis Rusia selama perang Ossetia Selatan dan serangan cyber pada Juli 2009 terhadap laman-laman milik pemerintah AS dan Korea Selatan yang diyakini oleh sejumlah pakar dilakukan oleh Korea Utara.

"Hampir setahun terakhir ini, serangan cyber bermotif politik telah meningkatkan kekhawatiran dan kecemasan, karena membidik target-target seperti Gedung Putih, Departemen Dalam Negeri, Dinas Rahasia AS dan Departemen Pertahanan di AS sendiri," kata McAfee.

"Negara kebangsaan aktif mengembangkan kemampuan peperangan cyber dan terlibat dalam perlombaan senjata cyber dengan target jejaring-jejaring pemerintah dan infrastruktur kunci," katanya.

McAfee mengungkapkan apa yang disebut "Perang Dingin Cyber" tampaknya tengah terjadi.

"Ketika kita belum menyaksikan adanya perang cyber yang panas antara negara-negara besar, upaya negara bangsa untuk membangun kemampuan serangan cyber yang bertambah canggih yang pada beberapa hal ada hasrat untuk menggunakannnya, menunjukkan bahwa 'Perang Dingin Cyber' telah dimulai," paparnya.

McAfee mengungkapkan, infrastruktur-infrastruktur kunci secara khusus ada dalam posisi rentan, sebagian karena ketergantungannya kepada Internet.

"Jika konflik cyber besar meledak, maka sangat mungkin bahwa sektor swasta akan terjebak," katanya.

"Sebagian besar pakar sepakat bahwa sistem infrastruktur kunci -seperti gardu listrik, perbankan dan keuangan, serta sektor minyak dan gas- di banyak negara rentan dari serangan cyber."

"Di negara maju, infrastruktur kunci itu tersambung dengan Internet dan ketidaksempurnaan fungsi keamanan jaringan, membuat instalasi-instalasi itu rentan dari serangan," demikian McAfee.

Perusahaan itu mengungkapkan, beberapa negara aktif memata-matai untuk mengindetifikasi kondisi rentan khusus dan mengutip seorang pakar yang tak mengungkapkan jati dirinya bahwa mereka tengah menghamparkan medan perang elektronik dan bersiap menggunakannya.

McAfee mengungkapkan apa yang dimaksud dengan langkah perang di dunia cyber -dan respon baliknya- belum jelas.

"Perang cyber menjerat begitu banyak aktor berbeda melalui begitu banyak cara berbeda sehingga hukum-hukum perang tidak jelas bentuknya," katanya.

"Tanpa pemahaman yang layak, nyaris mustahil menentukan kapan respons atau ancaman politik dari aksi militer ditentukan," ujarnya.

Laporan McAfee disiapkan oleh pakar keamanan jaringan Paul Kurtz, mantan penasehat Gedung Putih dan memasukkan wawancaran terhadap lebih dari 20 pakar hubungan internasional, keamanan nasional dan Internet dari seluruh dunia.

Larangan Menyembelih Sapi di Kudus Mulai Luntur

Mitos (kesepahaman) masyarakat Kudus, Jawa Tengah untuk tidak menyembelih sapi mulai luntur, mengingat beberapa masjid di kota ini ada yang beralih menyembelih sapi untuk kurban pada Idul Adha 1430 Hijriyah.

Berdasarkan pantauan di beberapa masjid dan musala yang menjadi pusat penyembelihan hewan kurban, di Kudus, Jumat, sebagian besar masih menyembelih hewan kurban berupa kambing dan kerbau, sedangkan sapi jarang terlihat.

Namun, pemandangan berbeda terjadi di Masjid Al Muhajirin di Desa Gondang Manis, Kecamatan Bae, karena hewan kurbannya berupa sapi dan kambing.

"Sebelumnya, di masjid ini sering menyembelih kerbau dan kambing. Tetapi, sejak lima tahun terakhir mulai menyembelih sapi dan kerbau," kata Ketua Panitia Kurban di Masjid Huhajirin, Widodo.

Terkait dengan mitos masyarakat Kudus untuk tidak menyembelih sapi, katanya, tidak terlalu dipersoalkan, mengingat mitos tersebut muncul pada jaman Sunan Kudus. "Selain itu, umat Hindu di Kudus mungkin juga mulai berkurang dan memahami realitas sosial yang terjadi di kota ini," ujarnya.

"Pertimbangan kami menyembelih sapi, karena dagingnya cukup banyak dibandingkan dengan kerbau. Selain itu, harga sapi juga lebih murah dibandingkan dengan kerbau," ujarnya.

Hanya saja, kata dia, tukang sembelih sapi memang bukan orang Kudus asli, melainkan orang dari luar Kudus, seperti Pati dan sekitarnya. "Sebagian penyembelih sapi asli Kudus, memang masih mempercayai mitos tersebut, untuk tidak menyembelih sapi," ujarnya.

Sedangkan penyembelih hewan kurban, berupa lima ekor sapi dan 16 ekor kambing pada hari ini (27/11), katanya, berasal dari Pati. "Warga Kudus hanya mendapatkan bagian sebagai pemotong daging dan bertugas menguliti," ujarnya.

Sementara itu, salah seorang anggota panitia kurban di Masjid Al Aqsa Menara Kudus, Deni Nur Hakim mengatakan, sesuai permintaan Sunan Kudus masyarakat di kota ini memang dianjurkan untuk menyembelih hewan kurban selain sapi.

"Sebelumnya, Sunan Kudus juga melakukan hal serupa untuk menghormati umat Hindu yang memiliki kepercayaan mensakralkan hewan sapi sebagai hewan yang suci," ujarnya.

Ia memperkirakan, sebagian besar masyarakat Kudus masih menghormati umat Hindu dengan tidak menyembelih sapi pada perayaan Idul Adha ini.

"Kalaupun ada masyarakat yang menyembelih sapi pada Hari Kurban, biasanya merupakan orang luar daerah yang menetap di Kudus atau kelompok masyarakat yang memang tidak lagi mempersoalkan kebiasaan tersebut," ujarnya

IMO Luncurkan Ponsel Android

IMO Luncurkan Ponsel Android

Phillips-IMO Mobile meluncurkan telepon seluler (ponsel) Android pertama dengan sistem operasi Google dan siap memasok hingga 1.000 unit ponsel di pasar tanah air.

"Tahap awal seri IMO yang diluncurkan adalah tipe S900," kata Presiden Direktur Philips-IMO Sarwo Wargono, di Jakarta, Minggu.

Menurut Sarwo, ponsel Android ini diharapkan dapat mencuri perhatian konsumen karena memiliki fitur yang kaya aplikasi berbasis Android.

Ponsel dual band dual-band GSM900/DCS1800 atau GSM850/DCS1900 ini dilengkapi prosesor Samsung S3C2448 dengan clock speed 400MHz, kamera 2 megapiksel, pemutar musik dan video.

Selain itu ponsel ini dijejali aplikasi dan launcher seperti Google Search, I Tweet, Instant Messaging Yahoo!Messenger, MSN, Google Talk, MSN Messenger, Jabber, ICQ, MySpace.

Ponsel yang dibanderol seharga Rp2,25 juta ini dibenamkan aplikasi bisnis seperti layanan pushmail, Doc Viewer, dan PDF Viewer. Sementara di sisi konektivitas, selain Bluetooth 2.0 dan USB 1.1, IMO S900 menyematkan kemampuan Wi-Fi 802.11 b/g dan GPRS.

Untuk menampung aplikasi berbasis Android tersebut, IMO mengandeng Indosat Mega Media (IM2) untuk penyelenggaraan sistem pembayaran.

Sarwo menambahkan, saat ini setidaknya 10 komunitas sudah siap menjajal ponsel IMO S900 seperti komunitas Universitas Gunadarma, Bursa Efek Indonesia, dan komunitas Bursa Komoditi.

Sayangnya Sarwo tidak memberi target penjualan ponsel Android tersebut.

Ia hanya menjelaskan, ponsel ini ditargetkan untuk pasar ponsel medium.

"Android dengan berbagai kemampuan teknologinya, bisa terus diminati sejalan terus berkembangnya aplikasi konten dalam negeri," tegasnya