Kamis, 03 September 2009

eTouch TD260, Ponsel TV dari Hong Kong


Kehadiran ponsel TV eTouch seri TD260 dari Hong Kong ini sekaligus menandai langkah awalnya masuk ke Jakarta setelah setahun lebih berkiprah di pasar ponsel Indonesia.

eTouch merupakan merek dagang ponsel besutan First Mobile Group yang distribusi dan purna jualnya di Indonesia telah meliputi 25 kota, mulai dari Nanggroe Aceh Darussalam hingga Papua.

"Namun baru September tahun ini eTouch masuk ke Jakarta setelah hadir di Indonesia sejak Agustus 2008 lalu," jelas Hendra Gouw, Vice President eTouch Indonesia, dalam penjelasan tertulisnya di Jakarta, Rabu (2/9/2009).

Dari 30 varian ponsel yang telah dirilisnya, seri eTouch TD260 yang menandai kiprah awalnya masuk Jakarta. Selebihnya akan ada 4-5 varian baru lagi untuk distribusi nasional.

eTouch TD260 merupakan ponsel TV layar sentuh berbentuk candybar dengan sejumlah fitur teknologi seperti drag & drop untuk tampilan desktop themes, sensor gerak, flip to silence, serta dual-camera VGA 0,3 megapixel untuk foto, video recorder dan video ring tone.

Ponsel yang bekerja di jaringan GSM 850/900/1800/1900 ini, dilengkapi dengan GPRS class 12 untuk menunjang kebutuhan data. Ponsel berdimensi 115x52x14 mm dengan baterai Li-ion berkekuatan 900 mAh ini juga memiliki akses Bluetooth dan miniUSB.

Fitur multimedia yang ditawarkan juga cukup lengkap. Selain TV Tuner untuk TV Analog, eTouch juga menyuguhkan pemutar MP3/MP4 dan radio FM. Ponsel berlayar sentuh TFT 2,4 inci (240x320 QVGA) ini dilengkapi dengan RAM dan ROM. Untuk kapasitas tambahan, eTouch menyediakan slot microSD atau T-Flash hingga 8 GB.

Selain tersedia di Jakarta, ponsel ini juga akan hadir 25 kota Indonesia. "Di Jakarta, kami juga akan membuka sales point sekaligus service center di ITC Roxy Mas. Kemungkinan besar akan rampung bulan ini," kata Hendra.

eTouch sendiri, lanjut dia, sebenarnya telah mengembangkan sayap bisnisnya di sekitar Jakarta, yakni di Bekasi, Depok, dan Bogor, yang masuk dalam 25 kota tersebut. Tak sekadar jalur distribusi, namun juga service center sebagai bagian dari purna jual produk.

"Buat kami service center itu sangat penting. Aneh sekali jika pelanggan di Papua, misalnya, harus memperbaiki ponselnya di Surabaya. Kalau saya jadi mereka, saya pasti akan buang itu ponsel," tandasnya, saat buka puasa bersama media di Jakarta, belum lama ini.

Dengan menerapkan metode kepuasan pelanggan seperti itu, meski terlalu muluk, namun produsen asal Hong Kong ini cukup yakin eTouch pada 2012 nanti akan masuk dalam lima besar brand ponsel terbesar di dunia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar